Baca Juga
Apa kabar Persiraja?
Pertanyaan di atas bukan untuk dijawab. Saya tidak butuh jawabannya. Tidak semua pertanyaan membutuhkan jawaban. Tapi mungkin saja dia butuh yang lainnya seperti butuh untuk dipertanyakan, butuh untuk ditindaklanjuti, dan butuh lainnya.
Karena pertanyaan tersebut muncul hanya karena (sebenarnya) saya ingin mengetahui kondisi terkini Persiraja, tim sepakbola kebanggaan kita ini.
Syahdan, sekarang mungkin Anda jadi ikut bertanya juga. Hanya saja pertanyaan Anda berbeda. "Ada apa dengan kondisi terkini Persiraja?"
Kemarin, Jumat 16 Mei 2014, kita ketahui bersama tim kita Persiraja itu dilanda musibah. Dimana salah seorang pemainnya telah pergi untuk selamanya, tak kan pernah kembali lagi.
Adalah Akli, striker Persiraja yang Jumat pagi dipanggil kepangkuan Ilahi. Innalillahi wainna ilaihi raaji'un... semoga dilapangkan kuburnya. Alfatihah!!!
Lantas apa kaitanya dengan kondisi ter update Persiraja? Nah sehari setelah kepergian Akli, saya mendapat kabar para pengurus Persiraja hari ini menggelar rapat di kompleks Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, pagi tadi. Namun saya tidak tahu pasti apa rapat tersebut jadi digelar dan apa agendanya. Saya berharap semoga saja rapat itu jadi digelar.
Kenapa berharap rapat tersebut jadi digelar? Ini semata-mata untuk menyelamatkan Persiraja.
Semoga tidak salah berasumsi, saya melihat, keberadaan skuad Persiraja musim ini di ajang Divisi Utama Liga Indonesia dalam kondisi "sakit" alias tidak sehat. Sempat kita membaca berita pemain membeli nasi sendiri, kontrak pemain belum jelas, apalagi gajinya. Bahkan antara pemain dengan menajemen sudah sempat berseteru di sebuah ruangan usai pertandingan.
Kondisi tersebut lah membuat pertanyaan di judul tulisan ini muncul. Apalagi hari ini, sehari setelah kepergian Akli, dikabarkan pengurus yang baru ditunjukkan untuk mengurus Persiraja justru menyatakan mundur untuk mengurus tim berjulukan Lantak Laju ini. Ya alasan mereka mundur menurut informasi karena tidak adanya kesepahaman dengan pengurus lama.
Entahlah, baik pengurus baru yang belum pun mulai bekerja maupun pengurus lama yang tidak sanggup mengurusi itu tim, tapi nasib Persiraja tentu harus dipikirkan. Mungkin termasuk memikirkan alternatif terpahit, kalau memang kita tidak sanggup mengurusinya ya kita mungkin harus berhenti di pertengahan jalan kompetisi. Ini lebih baik menurut saya daripada masalah demi masalah terus saja menuai Persiraja dan terus berlarut-larut.
Berhenti berkompetisi memang pahit, tapi daripada memakan korban lebih lanjut misal saja ada pemain yang sakit tidak sanggup ditangani, makanan pemain saja tidak sanggup dipenuhi, apalagi soal hak mereka yakni mendapatkan jatah kontrak dan gajinya.
Nasib Persiraja yang bisa dibilang di ujung tanduk ini harus segera diselamatkan. Dan penyelamatannya harus lebih cepat dari pada terus berlarut-larut. Duek pakat berpikir keselamatan Persiraja sudah saatnya dilakukan. Ini jelas wewenangnya ada di Pemerintah Kota Banda Aceh.
'Kesakitan" ini memang tidak bisa langsung ditunjukkan sebab-musababnya. Karena sebenarnya hampir semua tim di Indonesia ini juga sering sakit-sakitan apalagi setelah adanya kebijakan tidak boleh lagi menggunakan APBD untuk keperluan tim sepakbola. #SavePersiraja
Pertanyaan di atas bukan untuk dijawab. Saya tidak butuh jawabannya. Tidak semua pertanyaan membutuhkan jawaban. Tapi mungkin saja dia butuh yang lainnya seperti butuh untuk dipertanyakan, butuh untuk ditindaklanjuti, dan butuh lainnya.
Karena pertanyaan tersebut muncul hanya karena (sebenarnya) saya ingin mengetahui kondisi terkini Persiraja, tim sepakbola kebanggaan kita ini.
Syahdan, sekarang mungkin Anda jadi ikut bertanya juga. Hanya saja pertanyaan Anda berbeda. "Ada apa dengan kondisi terkini Persiraja?"
Kemarin, Jumat 16 Mei 2014, kita ketahui bersama tim kita Persiraja itu dilanda musibah. Dimana salah seorang pemainnya telah pergi untuk selamanya, tak kan pernah kembali lagi.
Adalah Akli, striker Persiraja yang Jumat pagi dipanggil kepangkuan Ilahi. Innalillahi wainna ilaihi raaji'un... semoga dilapangkan kuburnya. Alfatihah!!!
Lantas apa kaitanya dengan kondisi ter update Persiraja? Nah sehari setelah kepergian Akli, saya mendapat kabar para pengurus Persiraja hari ini menggelar rapat di kompleks Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, pagi tadi. Namun saya tidak tahu pasti apa rapat tersebut jadi digelar dan apa agendanya. Saya berharap semoga saja rapat itu jadi digelar.
Kenapa berharap rapat tersebut jadi digelar? Ini semata-mata untuk menyelamatkan Persiraja.
Semoga tidak salah berasumsi, saya melihat, keberadaan skuad Persiraja musim ini di ajang Divisi Utama Liga Indonesia dalam kondisi "sakit" alias tidak sehat. Sempat kita membaca berita pemain membeli nasi sendiri, kontrak pemain belum jelas, apalagi gajinya. Bahkan antara pemain dengan menajemen sudah sempat berseteru di sebuah ruangan usai pertandingan.
Kondisi tersebut lah membuat pertanyaan di judul tulisan ini muncul. Apalagi hari ini, sehari setelah kepergian Akli, dikabarkan pengurus yang baru ditunjukkan untuk mengurus Persiraja justru menyatakan mundur untuk mengurus tim berjulukan Lantak Laju ini. Ya alasan mereka mundur menurut informasi karena tidak adanya kesepahaman dengan pengurus lama.
Entahlah, baik pengurus baru yang belum pun mulai bekerja maupun pengurus lama yang tidak sanggup mengurusi itu tim, tapi nasib Persiraja tentu harus dipikirkan. Mungkin termasuk memikirkan alternatif terpahit, kalau memang kita tidak sanggup mengurusinya ya kita mungkin harus berhenti di pertengahan jalan kompetisi. Ini lebih baik menurut saya daripada masalah demi masalah terus saja menuai Persiraja dan terus berlarut-larut.
Berhenti berkompetisi memang pahit, tapi daripada memakan korban lebih lanjut misal saja ada pemain yang sakit tidak sanggup ditangani, makanan pemain saja tidak sanggup dipenuhi, apalagi soal hak mereka yakni mendapatkan jatah kontrak dan gajinya.
Nasib Persiraja yang bisa dibilang di ujung tanduk ini harus segera diselamatkan. Dan penyelamatannya harus lebih cepat dari pada terus berlarut-larut. Duek pakat berpikir keselamatan Persiraja sudah saatnya dilakukan. Ini jelas wewenangnya ada di Pemerintah Kota Banda Aceh.
'Kesakitan" ini memang tidak bisa langsung ditunjukkan sebab-musababnya. Karena sebenarnya hampir semua tim di Indonesia ini juga sering sakit-sakitan apalagi setelah adanya kebijakan tidak boleh lagi menggunakan APBD untuk keperluan tim sepakbola. #SavePersiraja