Baca Juga
Agus Rahman, Kiper PSAP Sigli, Kamis (22/5/2014) menyatakan dirinya sangat menyesal atas kejadian yang menimpa striker Persiraja, Akli, sehingga meninggal. Dan ia benar-benar meminta maaf.
Namun dirinya tidak menerima tragedi meninggalnya Akli tersebut semata-mata murni kesalahan karena dirinya. Dia juga menyarankan perawatan medis terhadap Akli yang tidak memadai.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP, disebutkan Agus mengaku begitu mendapat kabar Akli meninggal dirinya tak henti-hentinya menangis. "Saya tidak pernah dalam hidup saya bermaksud untuk melukai atau membunuh lawan-lawan saya," sebut Agus.
"Saya menyesali atas apa yang sudah terjadi, mengapa Akli harus meninggal karena terkena tendangan saya. Saya benar-benar menyesal kepada Akli, kepada keluarganya dan kepada semua orang," sebut pemain berusia 34 tahun itu.
Kamis kemarin Agus dipanggil oleh Komisi Disiplin PSSI terkait perkara yang mencederai Akli dalam sebuah laga Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion H Dimurthala Lampineung, Sabtu 10 Mei.
Pada laga itu, Persiraja nyaris unggul 2-0 atas PSAP seandainya sepakan terakhir Akli tidak dianulir wasit. Sepakan inilah yang kemudian berujung maut bagi Akli. Upayanya membobol gawang PSAP terbentur fisik dengan kiper Agus Rahman meski bola melesak ke gawang. Skor 1-0 pun menutup jalannya laga yang berakhir duka itu.
Akli meninggal dunia pada Jumat 16 Mei di ruang ICU RSUZA setelah enam hari menjalani perawatan. Ia menderita robek usus dan bocor kantung kemih.
Agus sendiri tidak menerima kalau semua akibat dari kejadiannya disalahkan kepada dirinya seorang. Dia menyebutkan kondisi Akli memburuk setelah ia menjalani operasi.
Namun dirinya tidak menerima tragedi meninggalnya Akli tersebut semata-mata murni kesalahan karena dirinya. Dia juga menyarankan perawatan medis terhadap Akli yang tidak memadai.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP, disebutkan Agus mengaku begitu mendapat kabar Akli meninggal dirinya tak henti-hentinya menangis. "Saya tidak pernah dalam hidup saya bermaksud untuk melukai atau membunuh lawan-lawan saya," sebut Agus.
"Saya menyesali atas apa yang sudah terjadi, mengapa Akli harus meninggal karena terkena tendangan saya. Saya benar-benar menyesal kepada Akli, kepada keluarganya dan kepada semua orang," sebut pemain berusia 34 tahun itu.
Kamis kemarin Agus dipanggil oleh Komisi Disiplin PSSI terkait perkara yang mencederai Akli dalam sebuah laga Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion H Dimurthala Lampineung, Sabtu 10 Mei.
Pada laga itu, Persiraja nyaris unggul 2-0 atas PSAP seandainya sepakan terakhir Akli tidak dianulir wasit. Sepakan inilah yang kemudian berujung maut bagi Akli. Upayanya membobol gawang PSAP terbentur fisik dengan kiper Agus Rahman meski bola melesak ke gawang. Skor 1-0 pun menutup jalannya laga yang berakhir duka itu.
Akli meninggal dunia pada Jumat 16 Mei di ruang ICU RSUZA setelah enam hari menjalani perawatan. Ia menderita robek usus dan bocor kantung kemih.
Agus sendiri tidak menerima kalau semua akibat dari kejadiannya disalahkan kepada dirinya seorang. Dia menyebutkan kondisi Akli memburuk setelah ia menjalani operasi.