Baca Juga
Martunis
“The Next Cristiano
Ronaldo” dari Tibang
Martunis. (Foto Twitter Sporting Lisbon) |
Tak terasa sudah satu bulan lebih Martunis menuntut ilmu
sepakbola di Akademi Sporting Lisbon, Portugal. Selama itu pula dia mengaku
banyak mendapat suka duka hidup di perantauan. Dan kini dia fokus latihan.
Abang asuhnya, Munawardi bercerita, saat dihubungi dari
Banda Aceh, Martunis mengaku dalam latihan masih terkendala bahasa. Sehingga
kinerja di lapangan terhambat. "Bahkan, saya banyak tak dapat bola, mau
bicara dalam bahasa Inggris mereka tidak biasa," ungkapnya seperti disebut
Martunis.
Namun kini Martunis mengaku mulai ramah dengan kehidupan
Portugal. Katanya, hal itu terbantu dengan beberapa pemain muslim dari Afrika
yang menjadi pemain di Sporting Lisbon, khususnya pemain U-23.
"Bahkan Jumat dua pekan lalu, saya bersama tiga teman
dari Afrika shalat Jumat bersama di Mesquita Central de Lisboa. Masjidnya penuh
terisi dengan jamaah turunan Arab, Afrika dan sebagian kecil Eropa,"
cerita Martunis sebagaimana disebut Munawardi, Kamis (6/8/2015).
Kata Muna (sapaan akrab abang asuh Martunis), di sana Martunis
mendapat banyak pelajaran dan bimbingan dari pemain Sporting CP asal Ghana,
Cisse Aslami. "Dia teman akrab saya dan sering membantu dan mendukung saya
dalam latihan, termasuk memberi tahu tentang karakter keras selama
latihan," sebut dia.
Meski sudah mulai ramah dengan suasana Lisbon, namun
Martunis mengakui harus kerja keras agar kendala bahasa bisa segera diatasi,
karena pemain Portugal di akademi tidak berbicara bahasa Inggris. “Mereka hanya
bisa bahasa Portugal,” ungkap Martunis.
Dijelaskan pemain kelahiran Tibang 2 Mei 1997 ini, untuk
mengatasi masalah bahasa tersebut, pihak manajemen klub Sporting Lisbon kini
sudah mempersiapkan guru bahasa khusus untuk dirinya belajar bahasa Portugal
yang didatangkan dari Kanada.
Selain berlatih sepakbola dan les privat bahasa, Martunis
mengaku juga giat fitnes agar postur tubuhnya bisa mengimbangi para pemain
Eropa, khususnya pemain yang satu tim dengan dia.
Martunis berada di Portugal sejak 29 Juni 2015. Dia secara
resmi diperkenalkan ke publik pada 1 Juli saat perayaan ulang tahun ke-109 klub
tersebut di Lisbon dan secara resmi menjadi pemain akademi klub tersebut.
Nasib baiknya berawal dari musibah tsunami Aceh pada 26
Desember 2004. Martunis selamat dari tsunami setelah terkatung-katung di laut
selama 21 hari dengan baju seragam tim nasional sepak bola Portugal bernomor
punggung 10 milik Rui Costa.
Saat itu Martunis masih berusia 7 tahun. Ia ditemukan warga
dan kemudian diserahkan kepada salah satu reporter stasiun televisi Inggris,
Skynews, yang kebetulan berada di lokasi. Gambarnya kemudian menghebohkan
dunia. Portugal pun menaruh simpati dan membantu.
Kabar seputar Martunis yang selemat dari gelombang tsunami
ini lantas menjadi buah bibir banyak orang dan kemudian mempertemukannya dengan
seluruh skuat timnas Selecao das Quinas,
termasuk Ronaldo.
Tak cuma sekadar bertemu, diberikan oleh detik.com, banyak
"bekal" juga yang dibawa pulang Martunis dari Semenanjung Iberia kala
itu. Dia diberikan rumah lengkap beserta isinya oleh pelatih Portugal kala itu,
Luis Felipe Scolari, lalu dana bantuan yang kabarnya berjumlah Rp 460 juta dari
Federasi Sepakbola Portugal.
Kemudian Martunis juga diberikan jersey timnas Portugal
bernomor punggung 1 yang bertuliskan namanya sendiri dan berisikan tanda tangan
seluruh anggota skuad Portugal saat itu, mulai dari Cristiano Ronaldo
(Manchester United), Deco (Barcelona), Luis Figo (Inter Milan), dan Paulo
Ferreira serta Ricardo Carvalho (Chelsea).
Martunis kecil juga digandeng Figo ke tengah lapangan saat
Portugal melakoni pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2006 kontra Slovakia.
Dia bersalaman dengan presiden FIFA, Sepp Blatter, lalu legenda hidup Portugal,
Eusebio, dan menonton langsung laga tersebut dari tribun kehormatan di samping
Rui Costa.
Tragedi yang membuat Martunis kehilangan ibu serta kedua
kakaknya itu, malah menjadi berkah terselubung baginya. Sebelum pulang dari
Portugal, Martunis diangkat anak oleh Ronaldo yang kemudian membiayai
pendidikannya hingga saat ini.
Kini ia pun diberikan kesempatan bergabung di klub tempat
Cristiano Ronaldo dibina saat remaja. Kabar Martunis masuk Akademi Sporting
Lisbon, Kamis (2/7/2015), sempat menjadi pembicaraan terheboh di jagat maya. Di
linimassa twitter, tweet tentang Martunis bertengger di peringkat kedua
trending topics Indonesia hari itu.
Terpantau pada Kamis (6/8), sebuah tweet akun resmi klub
Sporting Lisbon (@SportingCP_en) pada hari ia bergabung yang menuliskan
“Welcome to the club, #Martunis!” diretweet oleh 1.011 kali dan difavorit oleh
361 pengguna twitter.
Kabar bergabungnya di Akademi Sporting Lisbon juga membuat
akun media sosial miliknya diserbu oleh para netizen. Terpantau hingga Jumat pekan lalu, akun twitternya
@MartunisCR8 diikuti oleh 6.215 followers, dan fans page facebook Martunis
Ronaldo disukai oleh 16 ribu orang serta akun instagramnya Martunis_Ronaldo
diikuti oleh 9.067 followers.
Sebelum bertolak ke Lisbon, Portugal, kehidupan sore hari
Martunis dihabiskannya dengan terus bermain bola. Saya beberapa kali pernah
bergabung latihan dan bermain bola satu tim bersama Martunis di Warta FC,
sebuah klub sepak bola milik wartawan di Banda Aceh. Gerakan-gerakannya seperti
ketika melakukan tendangan bebas, ia terlihat seperti mencontohkan gaya abang
angkatnya, Cristiano Ronaldo.
Tidak hanya gaya di lapangan hijau, potongan rambut Martunis
juga mirip gaya rambut Ronaldo. Kesannya ia sangat berkeinginan untuk
menjelmakan dirinya persis sebagaimana Cristiano Ronaldo yang telah memilihnya
sebagai anak angkat. Semoga saja kesempatannya merajut skil sepak bola di
Akademi Sporting Lisbon bisa mengantarkannya sebagai seorang Cristiano Ronaldo
berikutnya.[]
Baca juga: Melawan Asap ala Martunis dari Lisbon
Baca juga: Melawan Asap ala Martunis dari Lisbon