Baca Juga
Kompetisi
musim 2012-2013 akan segera bergulir. Keikutsertaan klub-klub asal Aceh
masih belum jelas. Hutang dan dana segar jadi persoalan, apalagi
setelah “diharamkan” penggunaan anggaran daerah. Saatnya kita bertanya;
apa kabar tim sepakbola Aceh?
BERDASARKAN penulusuran wartawan Tabloid Offside
terhadap lima tim besar di Aceh yakni Persiraja Banda Aceh, PSAP Sigli,
PSLS Lhokseumawe, PSSB Bireuen, dan PSBL Langsa, hanya PSLS yang dua
pekan terakhir telah melakukan pemusatan latihan. Itupun karena tim
besutan Nasrul Koto itu akan melakoni babak play-off Indonesian Premier
League di penghujung bulan November ini.
Sementara di empat tim besar lainnya hingga pekan ini belum terpantau tanda-tanda pembentukan tim. Padahal merunut kepada informasi yang telah beredar luas ke publik, baik penyelenggara Liga Prima Indonesia di bawah naungan PSSI maupun Liga Indonesia di bawah payung KPSI sama-sama telah menyatakan bahwa kompetisi musim 2013 akan bergulir segera sejak Januari mendatang.
Melihat jadwal tersebut, Januari bukanlah waktu yang lama lagi. Yakni tidak sampai dua bulan lagi sudah memasuki bulan awal tahun tersebut. Itu artinya kompetisi sepakbola akan segera bergulir. Namun tim sepakbola kita belum terbentuk.
Potret tersebut berbanding terbalik dengan sederetan tim besar di luar Aceh. Misalkan saja PSMS Medan. Dimana komposisi tim sudah dibentuk sejak satu bulan terakhir. Bahkan sebagaimana dilansir di situs resmi Persiraja bahwa dua pemain Laskar Rencong pada musim lalu yakni Yuda Andika (penjaga gawang) dan Irwanto (pemain bawah) sudah diikat pra-kontrak oleh pelatih kepala PSMS Abdulrahman Gurning.
Akhir pekan lalu, wartawan Tabloid Offside di Banda Aceh mendatangi Stadion H Dimurthala Lampineung untuk mengecek suasana di lapangan yang setiap kompetisi dijadikan sebagai homabase skuad Persiraja. Sesampai di sana, tidak terpantau aktivitas apapun.
Persiraja yang musim lalu berkompetisi di ajang Indonesian Premier League (IPL) harus puas menduduki peringkat ketujuh di akhir klasemen dari 12 tim yang berlaga dengan total poin 22. Memang hasil tersebut tergolong sukses karena tim besutan Hery Kiswanto itu tidak sampai harus turun kasta di kompetisi tahun ini. Berbeda halnya dengan bonden asal Kota Sigli yakni PSAP yang tahun ini harus turun kasta karena pada kompetisi musim lalu berada di urutan akhir klasemen Liga Super Indonesia.
Dari Sigli, wartawan kami melaporkan, hingga pertengahan November belum ada tanda-tanda pembentukan tim. Di Stadion Kuta Asan yang dijadikan markas tim berjulukan Laskar Aneuk Nanggroe itu belum terpantau adanya seleksi pemain.
Muhammad Yasin, Ketua Umum PSAP Sigli, yang ditanya tentang persiapan tim jelang bergulirnya Liga Indonesia menyebutkan, tidak ada persoalan dengan pemain yang akan memperkuat PSAP di kompetisi musim ini.
“Pemain tidak persoalan, mereka masih siap bermain dan memperkuat PSAP di musim ini. Mereka komit main bersama saya, termasuk legiun asing. Apalagi kita tidak pernah menahan hak pemain, sehingga tidak ada persoalan masalah dengan kontrak mereka,” ujarnya.
Yasin menambahkan, proses seleksi pemain tetap akan dilakukan untuk membenahi beberapa pemain. “Pemain lama masih dipertahankan karena mereka masih kompak dan solid. Hanya ada beberapa pemain lokal yang akan kita tambahkan.”
Namun demikian, sepertinya PSAP yang tahun ini berkompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia harus kehilangan salah satu pemain andalannya di musim lalu. Adalah Fery Komul yang sepekan akhir ini didapat kabar telah diajak pelatih Iwan Setiawan untuk bergabung dalam skuad besutannya di Persija Jakarta.
Sementara tiga tim Aceh lainnya yakni PSLS, PSBL dan PSSB pada musim lalu sama-sama berkompetisi di Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) tetap bertahan tanpa turun tahta. Bahkan dari tiga ini ada satu tim yang berpeluang untuk naik kasta. Adalah PSLS yang pada 26 November hingga 2 Desember nantinya akan bertarung di babak play-off untuk menentukan siapa akan bermain di kompetisi Indonesian Premier League musim mendatang, karena di musim lalu mereka berhasil menempati peringkat kedua Divisi Utama grup 1.
Di babak play-off ini, empat tim memperebutkan tiga tiket untuk melengkapi kuota 16 klub peserta IPL musim depan. Keempat tim itu adalah PSLS, Bontang FC, PSIR Rembang, dan Persbul Buol. Adapun 10 klub yang sudah punya tempat di kompetisi kasta tertinggi adalah salah satunya tim seprovinsi yakni Persiraja, Semen Padang, Persebaya, Arema, Persiba Bantul, PSM, Persibo, Persema, Persija, dan Persijap. Sementara sisanya adalah tim promosi yang merupakan pemuncak klasemen di masing-masing grup. Mereka adalah Pro Duta, Persepar Palangakaraya, dan Perseman Manokwari.
Nah, seandainya PSLS berhasil merebut tiket promosi ke IPL, maka di kompetisi tahun 2013 terdapat dua tim asal Aceh yang berlaga di liga kasta tertinggi di bawah naungan PSSI.
Sekilas jelang perhelatan babak play-off, PSLS pada kompetisi tempo hari telah menunjukkan performa bagusnya. Dimana dari 15 laga yang harus mereka lakoni, Mahdi Sulaiman dan kawan-kawan mampu menang sebanyak 11 kali dan hanya menuai kekalahan 4 kali. Selebihnya ditinjau dari persiapan, mereka telah mulai berlatihan dalam dua pekan terakhir dan juga ikut serta dalam sebuah turnamen di tingkat lokal yang berakhir sebagai tim juara dua setelah kalah 1-3 dari Persip Pasee di partai final.
Keikutsertaannya dalam kompetisi tersebut meski di tingkat lokal dipastikan akan memberi hal positif khususnya bagi kekompakan tim setelah libur panjang.
Dari personel yang dimiliki PLSL sementara waktu cukup meyakinkan untuk merebut tiket lolos ke IPL. Yakni dua pemain depannya berhasil keluar sebagai topskore di akhir kompetisi Divisi Utama grup 1. Adalah Carlos Raul dan Mahdi Sulaiman yang sama-sama mengoleksi delapan gol hingga akhir liga. Hanya saja, dari informasi yang dihimpun, hingga akhir pekan lalu Carlos Raul belum bergabung dalam barisan latihan yang dipimpin Nasrul Koto.
Sedangkan dari Bireuen dilaporkan, PSSB musim ini akan kembali berkompetisi di ajang Divisi Utama LPIS setelah pada kompetisi musim lalu bertahan di urutan pertengahan klasemen akhir. Adalah anak-anak Aceh eks-Paraguay yang memperkuat PSSB di liga kasta kedua pada musim lalu.
Nasib yang sama dialami oleh PSBL Langsa. Dimana pada musim ini PSBL masih tetap berkompetisi di Divisi Utama karena pada musim lalu hanya mampu mengakhiri kompetisi dengan menempati peringkat keempat klasemen akhir, satu peringkat di atas PSSB.
Dari penelusuran kami, sampai sekarang kedua tim ini juga belum melakukan persiapan apa-apa jelang kompetisi bergulir. Hanya saja pemain PSSB yang umumnya jebolan Paraguay masih setia menjalani latihan rutin dan bahkan aktif mengikuti turnamen di tingkat lokal dan juga sering melakukan pertandingan persahabatan.
Semua itu masih sebatas tinjauan tentang persiapan tim yang sebentar lagi kompetisi mau bergulir namun kelima tim Aceh belum melakukan persiapan apapun. Lain lagi kalau ditinjau dari sisi keuangan tim karena umumnya klub di tanah air ini setiap akhir kompetisi pasti tertunggak utang dan gaji pemain tidak lunas terbayar.
Hingga jelang kompetisi musim ini bergulir, nasib tim Aceh tetaplah sama tak ubahnya dari musim-musim sebelumnya. Persiapan tim tetap selalu terlambat. Sehingga di tengah-tengah kompetisi sedang berlansung barulah dilakukan pembenahan demi pembenahan dengan harapan agar tim tidak degradasi di musim selanjutnya. Tidak adakah rencana untuk mengubahnya dengan mempercepat pembentukan tim? Sehingga nasib tidak menjadi takdir bagi tim sepakbola Aceh.[]
NOTE: tulisan ini telah dimuat di Tabloid Offside edisi perdana dengan bonus Poster Abdul Musawir (Persiraja Banda Aceh)
Tulisan di atas merupakan laporan utama yang disertai oleh tulisan lain yakni Wawancara Muhammad Yasin: PSAP Masih Punya Nilai Jual. The LAN: Cari Sponsor untuk PSAP dan PSSB Klub tidak Bertuan. Untuk itu, kalau Anda ingin mengetahui lebih lengkap, bisa membacanya di Tabloid Offside versi cetak.