Ini dilakukannya setelah melihat foto-foto kejadian yang menimpa almarhum Akli temannya yang musim ini membela Persiraja di ajang Divisi Utama Liga Indonesia.
Penjaga gawang kelahiran Kota Langsa tersebut menyatakan, rasanya tidak pantas seorang kiper mengamankan bola seperti itu. "Sungguh mengerikan apa yang saya lihat," tulis Zul Bahra di laman facabooknya Selasa (20/5) pagi.
Menurutnya, kiper diajarkan mengamankan diri sendiri dalam duel mengamankan bola, tapi tidak juga berlebihan seperti apa yang dilihatnya dalam foto-foto yang beredar terkait tragedi yang mencederai Akli. "Apalagi (alm) Akli tidak mengangkat kaki sedikit pun dalam perebutan bola," sebutnya.
Di sisi lain, penjaga gawang Persiwa Wamena sekarang ini menyatakan, memang ajal tidak bisa ditolak tapi ini jadi pembelajaran bagi semua pesepakbola di Indonesia bahwasanya kekerasan dalam sepakbola tidak ada manfaatnya. "Hanya penyesalan yang datang kalau sudah begini," demikian Zulbahra.
Tragedi yang menimpa Akli sehingga ia menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (16/5) di ruang ICU RSUZA Banda Aceh, mendapat sorotan banyak media luar. Umumnya media asing tersebut memberitakan seorang pemain meninggal dunia akibat terkena tendangan penjaga gawang. (Baca: Akli Meninggal, Dunia Berkabung)
Misalkan saja, sebuah media Eropa yang berbasis di Spanyol, Marca, memberitakannya dengan laporan yang berjudul, "Sebuah tendangan brutal membunuh seorang pemain di Indonesia." (Lebih lengkapnya baca: Marca Beritakan Soal Meninggalnya Akli)
Kini Akli sudah di peristirahatan terakhirnya. Ia dikebumikan di kampung halamannya, Beureu'eh, Beureuenuen, Pidie. Semoga saja ini menjadi pelajaran bagi semuanya. #CukupAkli!